aboutchatlinksarchives


Minggu, 21 Februari 2016
harga diri dan keluasan hati @ 04.10

Kejadian ini sudah hampir berumur tiga minggu, namun perasaan aneh seperti campuran menyesal-dan-bersalah masih terasa menggelayuti hati.

Ketika itu, aku sedang membantu Mama menjadi kasir toko kelontong, menggantikan karyawan yang keluar dari pekerjaan. Tak kunjung juga mendapat pengganti yang ideal, aku putuskan untuk mengorbankan beberapa hari liburanku untuk "part-time" di sana. Walau nggak digaji hahaha *tertawa getir*

Malam sekitar jam 7, ada seorang mahasiswi masuk ke toko dan berkata ingin membeli galon. Uang kembalian dan tisu basah aku serahkan. Si pembeli kemudian mengembalikan galon kosong, lalu sambil lalu berkata "Mba nanti bisa angkatin ke motor saya?"
Akum diam bergeming, setengah kesal dan setengah lagi mengingat asas pembeli adalah raja. Aku kan bukan karyawan di sini?! Sial, bahkan di rumah saja aku nggak mengangkat galon sendirian. Aku mulai merasa harga diriku jatuh, jatuh ke bawah, lalu diinjak.

Melihat ini Mama berkata padaku, "kalau nggak mau nggak usah gapapa."

Tapi entah apa yang mendorongku toh aku akhirnya mengangkat galon itu dan mebawanya ke motor si pembeli, sambil mengomel sendiri.

Aku bertanya ketus, "mau ditaruh berdiri atau tidur?"
"Terserah aja gimana mba"
Damn, why asked me, I dont know! kesal bergumul dalam hati.
Akhirnya aku taruh galonnya dalam posisi tidur.
Si pembeli kemudian berucap, "Maaf ya mba ngerepotin, makasih."
Aku ngeloyor pergi tanpa membalas ucapan terima kasih itu.

Lalu mendadak aku teringat cerita Sri Sultan Hamengku Buwono ke-IX, di mana beliau pernah dikira kuli angkut di pasar oleh seorang ibu. Baginda Sultan tidak meralat dan tidak merasa direndahkan, ia ringan hati membantu mengangkut belanjaan si ibu. Ketika Baginda sudah pergi, si ibu baru mengetahui siapa kuli angkut ini sebenarnya. Pingsanlah si ibu.

Baginda Sultan saja tidak merasa keberatan melakukan pekerjaan seperti itu, lalu mengapa aku merasa tinggi hati? Hal itu tidak mengurangi harkat martabat dirinya, malah menambah rasa hormat rakyat Yogyakarta terhadapnya.

Ya Allah, ajari aku untuk lebih mengerti dengan harga diri dan tambahkanlah keluasan hati.

Label: ,


takes off against the wind, and not with it
Welcome! Selamat datang!

This is my forte. I shall write what I want, post thoughts, inspirations, pretty much anything that comes to my mind.